Jumat, 19 Februari 2010

ekonomi kerakyatan

Ekonomi Kerakyatan
Made Warta
| 18 Februari 2010 | 10:53
50
8



1 dari 2 Kompasianer menilai Menarik.

Ekonomi kerakyatan sering kali dijadikan janji dan pemanis bibir oleh tokoh-tokoh politik di negeri ini. Tetapi kenyataannya ekonomi kerakyatan ini masih sebatas wacana saja. Pada saat berjanji rakyat yang mendapat prioritas, namun pada saat berkuasa, banyak yang tidak peduli terhadap penderitaan rakyat, bahkan rakyat yang dijadikan penderita. Salah satu contoh, pemadaman listrik secara bergilir sering kali menyebabkan rakyat kecil yang menderita, mulai dari kerugian materiil akibat mesin-mesin tidak dapat difungsikan, bayar upah lembur akibat pemenuhan order yang mendesak, peningkatan biaya produksi untuk membeli jenset, kerusakan alat-alat rumah tangga yang diakibatkan naik turunnya voltage dan tegangan listrik, hingga pembayaran rekening yang tidak boleh tertunggak. Sementara Bank Century yang nota bene milik konglemerat digelontor dengan dana yang besarnya waaaah dan dibela mati-matian oleh tokoh-tokoh penguasa kita. Apakah itu artinya mereka masih memperhatikan rakyat ?

Salah satu wadah ekonomi kerakyatan yang sesuai dan diamanatkan oleh undang-undang adalah Koperasi. Koperasi layak mendapat perhatian semua pihak karena sejarah membuktikan bahwa badan usaha ini memiliki kemampuan bertahan yang cukup tinggi menahan badai krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu. Para konglemerat pada saat itu berlomba-lomba memPHK karyawannya, bahkan sampai meninggalkan hutang luar negeri yang cukup merepotkan bangsa ini. Sebaliknya koperasi justru mampu bertahan dan bahkan berkembang pada saat itu. Program-program yang berpihak kepada Koperasi dan UKM jumlahnya sangat minim dan dananya juga sangat terbatas dengan dalih memandirikan koperasi, adilkah itu…. ?

Dalam kehidupan berkoperasi, kita bisa belajar berusaha bersama, berdemokrasi, menumbuhkan jiwa kewirausahaan, menghargai orang lain, membantu orang lain dan mengangkat potensi lokal yang kita miliki serta melestarikan nilai budaya “gotong royong”. Pertumbuhan koperasi yang sangat pesat (7,44%) pertahun menandakan bahwa koperasi semakin menciptakan lapangan kerja dan mencetak sumber daya manusi yang handal.

Setujukah anda bila sebagai wujud peduli terhadap ekonomi rakyat, setiap pejabat tinggi negara, pejabat pusat dan setingkatnya, pejabat daerah dan setingkatnya, tokoh-tokoh politik menaruh modalnya sebagai modal penyertaan pada salah satu koperasi atau UKM ?

Tags: Add new tag

Tidak ada komentar:

Posting Komentar